Konsep dasar
ikatan kimia antar atom didasari oleh adanya segolongan unsur yang memiliki
kestabilan sangat tinggi, sehingga sukar bersenyawa atau bereaksi. Unsur-unsur tersebut
adalah golongan Gas Mulia (VIII A).
Tabel
Konfigurasi Elektron Gas Mulia
Nama Unsur
|
Lambang Unsur
|
No. Atom
|
Konfigurasi Elektron
|
Elektron Valensi
|
Helium
|
He
|
2
|
2
|
2
|
Neon
|
Ne
|
10
|
2, 8
|
8
|
Argon
|
Ar
|
18
|
2, 8, 8
|
8
|
Kripton
|
Kr
|
36
|
2, 8, 18, 8
|
8
|
Xenon
|
Xe
|
54
|
2, 8, 18, 18, 8
|
8
|
Radon
|
Rn
|
86
|
2, 8, 18, 32, 18, 8
|
8
|
Unsur golongan
gas mulia bersifat stabil karena memiliki konfigurasi elektron penuh, yakni 8
elektron pada kulit terluar (memenuhi kaidah oktet), kecuali helium dengan 2
elektron pada kulit terluar (kaidah duplet). Sedangkan, atom-atom unsur lain
dapat mencapai kestabilan dengan membentuk ikatan yang disebut ikatan kimia,
yang dapat terjadi berdasarkan serah terima atau pemasangan elektron.
Kecenderungan
atom-atom unsur untuk memenuhi kaidah oktet/duplet:
a) Melepas
elektron terluar sehingga menjadi ion positif (kation)
11Na : 2, 8, 1 → melepas 1
elektron → ion Na+
4Be : 2, 2 → melepas 2 elektron → ion Be2+
b) Menerima
elektron dari luar sehingga menjadi ion negatif (anion)
7N : 2, 5 → menarik 3 elektron → ion N3-
8O : 2, 6 → menarik 2 elektron → ion O2-
Untuk
mempermudah pemahaman tentang terjadinya serah terima elektron maka dibuatlah
suatu struktur yang disebut struktur Lewis. Struktur Lewis merupakan lambang
atom yang disertai dengan elektron valensinya. Dimana elektron valensi suatu
atom dilambangkan dengan tanda titik (.)
atau tanda silang kecil (x).
Contoh:
11Na : 2, 8, 1
4B : 2, 2
15P : 2, 8, 5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar